Malam yang sama seperti sebelumnya. seperti biasa, ketika malam datang aku selalu menengadahkan kepala, mengecek bintang d langit sana. begitupun dengan malam itu.
Ah, ada!
satu memang, tapi ia bersinar sangat terang. dia berkelip di sisi sebuah lengkung indah bulan sabit. bercahaya putih keemasan. Subhanallah, indahnyaaa :D
Malam itu, sepanjang perjalanan pulang, aku tak henti menatapnya. kau tau kenapa? karena rasa rinduku terobati. Aah,, Allah Maha Mengerti. aku merindukan kotaku, merindukan senyuman itu, merindukan sahabatku, merindukan celoteh kenes itu. dan semuanya dibayar malam itu.
kau tau bagaimana indahnya? bayangkan kau punya sebuah kanvas yang kau beri warna biru tua, amat tua sebagai backroudnya. lalu kau lukiskan bulan sabit dan sebuah titik kecil putih keemasan di salah satu sisinya. cukup. hanya itu memang. simple. Sang Penguasa Langit dan Bumi melukiskannya untukku.
kau tau? sepanjang perjalanan sempat ada tetes hujan, sedikit memang, tapi aku begitu khawatir. bagaimana tidak. jika hujan itu turun, bukankah langit pun akan menyembunyikan si lengkung sempurna dan titik kecil itu?
sempat ada sapuan awan tipis menutupinya. aku mendesah kecewa. namun tak lama ia muncul kembali. begitu terus sampai cukup lama ia tertutup. Hh, aku akhirnya pasrah. Ya sudahlah, tak apa. setidaknya aku sudah pernah melihatnya.
aku duduk, menelungkupkan kepalaku. mengantuk sebenarnya. namun seruan itu cukup mengagetkanku.
''lihat ke atas! itu ada bintang!''
seketika aku menengadah lagi.
wow, Subhanallah, :D
Tadi aku melihat satu titik dan sekarang titik itu entah tersembunyi di sebelah mana di antara ribuan titik kecil lainnya. yaa, aku melihat banyak sekali titik tersebar. mungkin itu namanya gugusan bintang. banyak sekali. seketika senyumku merekah. Allah, selalu mengobati rinduku dengan caraNYA.
...
Jumat, 13 Agustus 2010 (3 Ramadhan 1431 H)
Hampir isya ketika aku bergegas menaiki bus kota u pulang dari kampus hari ini. memilih duduk di pojokan dekat kaca seperti kebiasaanku. dari sana dpt kulihat kendaraan lalu lalang, kesibukan orang2, semua dinamikanya. dan malam ini, ketika seperti biasa ku tengadahkan kepala menatap langit...
Lukisan itu! lukisan yg pernah ku lihat, hampir sebulan yang lalu, lukisan putih keemasan berlatar biru amat tua. si lengkung sempurna dan titik kecil d langit sebelah timur. Ah, Allah... Kau selalu mengobati rinduku, kecewaku, sedihku dgn caraMU.
-Lukisan Langit Tasik, mengenang perjalanan dr Sindangkerta, 14 Juli 2010-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar